Wisata Buang Cinta

Posted by Toko Buku Kupu-kupu Lucu on Monday 8 July 2013

Saatnya yang muda berkarya. Inilah buku karya penulis muda yang potensial. Karya-karya sudah menghiasi media-media di Indonesia. Jangan lewatkan karya terbaik generasi penerus bangsa. Buku ini cocok untuk referensi bagi Anda yang ingin menemukan cara lain dalam menyikapi cinta. Berminat, PM ke 085733277541. BURUAN SEBELUM KEHABISAN

Wisata Buang Cinta karya
Dadang Ari Murtono
Penulis: Dadang Ari Murtono
Judul: Wisata Buang Cinta (Kumpulan Cerita)
Cetakan I, Maret 2013
Penyunting:
Dadang Ari Murtono
Ilustrasi Sampul:
Didik Sudarwanto
Desain Sampul:
Bayi Design
Tata Letak:
Akhmad Fatoni
Penerbit:
Kupu-kupu Lucu Publisihing
Harga: Rp33.000
Pemesanan: Eva (081331677874)
Fatoni (085733277541)

Sampai beberapa hari yang lalu, aku merasa bahwa ide membuat wisata ini adalah ide yang konyol. Ide yang hanya membuang-buang energi dan waktu. Ide yang menyusahkan diri sendiri dan merugikan investor yang hendak berinvestasi. Dulu, aku berpikir, mana ada orang yang begitu tolol mau menginvestasikan uangnya untuk proyek yang sebegini aneh? Tapi aku memang tidak pernah menjadi orang kaya. Aku tak tahu apa yang ada di pikiran mereka. Maka ketika beberapa orang menginvestasikan uangnya, aku melihat dengan terbengong-bengong. Dan semata karena capek diomeli bapak dan ibuku aku mau bekerja di tempat ini. “Kau lulusan SMA. Kenapa kau tidak mencari kerja seperti teman-temanmu? Sudah banyak biaya yang kami keluarkan untuk menyekolahkanmu. Kalau kau cuma lontang-lantung seperti ini, kami tidak perlu menyekolahkanmu dulu,” kata bapak berulangkali.Dan ibu, tidak pernah telat menambah komentar, “kami malu dengan tetangga-tetangga. Kau selalu jadi buah bibir. Duh… kenapa aku dulu bisa melahirkan anak yang seperti kau!”Kupikir, aku tidak akan lama bekerja. Tempat ini akan segera bangkrut. Lalu aku dipecat tanpa pesangon. Bahkan, mungkin, sebelum sempat menikmati gaji pertama, tempat ini sudah akan gulung tikar. Mana ada orang yang ingin pergi ke tempat seperti ini dan mesti membayar pula? Tapi begitulah. Sekali lagi, aku keliru. Entahlah, aku tidak tahu apa yang ada di pikiran orang-orang yang datang ke tempat ini. Mencerna alasan kenapa tempat ini dibangun saja sudah susah bagiku.
(Wisata Buang Cinta)

{ 0 comments ... read them below or add one }

Post a Comment