Meja Nomor 8

Posted by Toko Buku Kupu-kupu Lucu on Thursday 24 March 2016

Costa selalu saja sepi, seperti kali ini dengan hanya satu, dua, tiga pengunjung saja. Selang beberapa detik suaranya yang pertama memecah keheningan di antara kami.
“Kamu tahu, kamu selalu saja cantik. Sebanyak apapun aku memandangmu rasanya sama saja.” Ia tersenyum, lalu diletakkannya cangkir kopi itu perlahan.
Diam-diam seorang waitress sepertinya mencuri dengar pembicaraan kami. Aku menghela napas panjang. Ia masih saja melanjutkan ucapannya.
“Apa kamu juga tahu seperti halnya saat yang lalu, aku masih saja terus mencintaimu.”
Aku terkesiap mendengarnya. Rasanya api amarah yang membara di hatiku seperti disiram air es. Bless. Sungguh, ingin rasanya aku beranjak dan menjatuhkan tubuhku di pelukannya. Namun, aku merasa tak pantas berada di dekapannya. Aku tak pantas menemani orang begitu baik, telaten, dan sesabar dia. Aku hanya seorang perempuan dengan emosi yang melepuh-lepuh. Perempuan yang selalu ingin menang sendiri. Dan aku tidak mungkin kembali dan menjinakkan emosiku yang semalam tumpah. Hari ini, aku ingin mengakhiri semuanya.
Beberapa menit kemudian pandangan tanya ditujukan padaku yang hendak beranjak pergi. Aku sudah tak bisa lagi bertahan lebih lama lagi. Dan ini jalan yang kupilih. Memilih untuk tidak dipilih.
Aku beranjak.
“Maaf aku harus pergi. Seseorang menunggu kedatanganku.” Aku mengatakannya tanpa sedikit pun menatap matanya. Aku tak ingin ia mengetahui kalau aku sedang berbohong. Berbohong sudah tidak mencintainya lagi.
Costa kembali senyap.
(Nukilan cerita Meja Nomor 8)

Meja Nomor 8 || Buku Cerpen Akhmad Fatoni || MNC Malang || Rp35.000

{ 0 comments ... read them below or add one }

Post a Comment